Ini 12 Prosa Fiksi Tentang Tan Malaka
Sumber: liputan6.com |
“Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi” -Tan Malaka
Quote legendaris Tan Malaka di atas tampaknya membuktikan kebenarannya. Terpuruk selama rezim Orde Baru, suara Sang Bapak Republik kembali nyaring pasca reformasi, terutama di kalangan generasi milineal.
Kecuali gagasan-gagasan
bernas yang mengalir dari penanya, serta karakternya yang tak kenal kompromi, riwayat
perjuangan Tan Malaka yang misterius memang memukau. Pengembaraannya melintasi
Asia hingga Eropa: Hindia
Belanda, Semenanjung Malaya, Thailand, Myanmar, Filipina, dataran Tiongkok,
hingga Belanda, Jerman dan Rusia, menerbitkan decak kagum.
Tak heran bila Tan Malaka
menginspirasi banyak orang, termasuk para pengarang untuk menulis fiksi tentang
dirinya. Bahkan boleh disebut, Tan Malaka adalah sosok pejuang kemerdekaan yang
pertama kali kisah kehidupannya ditulis dalam bentuk fiksi.
Nah buat kamu-kamu yang ingin
mengetahui kehidupan Sang Bapak Republik Indonesia dengan lebih santai, bisa
membaca 12 fiksi yang terinspirasi dari kehidupan Tan Malaka di bawah ini.
Novel ini adalah novel pertama tentang Tan Malaka yang ditulis pasca reformasi. Melalui novel ini, Peter Dantovski, sang pengarang, mencoba membongkar mitos di seputar perjalanan dan perikehidupan Bapak Republik Indonesia. Dengan berani, Dantovski mengkritisi sepak-terjang Tan Malaka sehingga menampakan wajah Tan Malaka yang berbeda: seorang agen Komunisme Internasional yang bertugas menjadikan Indonesia sebagai negeri tak berdaulat, sehingga Barat, khususnya komunis, dapat mengeruk hasil alam dan menjadikan Indonesia sebagai negara boneka.
Novel ini dikarang oleh Hendri Teja. Ketimbang fiksi prosa Tan Malaka sebelumnya, novel ini lebih memotret Tan Malaka secara lebih humanis. Kecuali sepak-terjangnya, juga dibabarkan pergolakan batin Tan Malaka layaknya orang biasa yang bisa jatuh hati, patah hati, luluh-lantak oleh pengkhianatan sahabat, hingga perkara ego anak manusia Hindia Belanda yang ingin berdiri sejajar dengan bangsa Barat.
- Tetralogi Pacar Merah Matumona (1938-1951)
Sumber: yaniiniyani.blogspot.co.id |
Ini merupakan roman pertama yang mengulas
sepak-terjang Tan Malaka. Dikarang oleh Hasbullah Parinduri, yang kesohor
dengan nama pena Matu Mona. Roman ini terdiri dari empat buku, yaitu: Spionnage-Dienst (1938),
Rol Patjar Merah Indonesia cs (1938), Panggilan Tanah Air (1940), dan
Penyelidik Militer Khusus (1951).
Kendati ada empat buku, hanya Buku I
dan Buku II yang bisa ditemukan di pasaran. Keberadaan Buku III dan IV diketahui
dari pengantar sejarawan Belanda, Harry A. Poeze dalam autobiografi Tan Malaka
berjudul “Dari Penjara Ke Penjara”. Poeze sendiri diketahui telah meneliti Tan
Malaka selama lebih dari empat dasawarsa.
Buku I dan Buku II mengulas tentang pengembaraan
Pacar Merah Indonesia aka Vicitra, julukan bagi Tan Malaka, saat menjadi buruan
polisi rahasia internasional. Buku III tidak jelas isinya. Sementara Buku IV berkisah
tentang pastisipasi Vicitra dalam revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Setting waktu Buku IV pasca Perjanjian Renville saat Tan Malaka masih mendekam
dalam tahanan.
- Dwilogi Pacar Merah Yusdja (1940)
Kisah Pacar Merah Indonesia
selanjutnya dikarang oleh Yusdja. dipublikasikan oleh Penerbit Cerdas di Medan
pada 1940. Terdiri dari dua buku. Yang pertama Moetiara Berloempoer: Tiga Kali
Patjar Merah Datang Membela diterbitkan pada 1 Februari 1940. Sementara yang
kedua diberi judul Pacar Merah Kembali ke Tanah Air,
dipublikasikan pada 15 Mei 1940.
- Tan Malaka di Medan (1941)
Sumber: goodreads.com |
Roman ini diterbitkan pada tahun
1941. Dikarang oleh Emnast, nama pena dari Muchtar Nasution. Roman ini mengulas perjalanan Tan Malaka pasca
menyelesaikan studi di Haarlem Belanda, untuk kemudian bekerja sebagai guru di
sebuah perkebunan Belanda di Sumatera Timur. Roman ini menjadi amat berharga
mengingat detail keberadaan dan aktivitas politik Tan Malaka di Kota Medan masih
relative misterius.
- Tan Malaka, Alimin, Semaun Berikut Josef Stalin dan Lenin (1946)
- Tan Malaka….datang! (1946)
- Setan Merah: Muslihat Internationale Tan Malaka (2012)
Sumber: goodreads.com |
Novel ini adalah novel pertama tentang Tan Malaka yang ditulis pasca reformasi. Melalui novel ini, Peter Dantovski, sang pengarang, mencoba membongkar mitos di seputar perjalanan dan perikehidupan Bapak Republik Indonesia. Dengan berani, Dantovski mengkritisi sepak-terjang Tan Malaka sehingga menampakan wajah Tan Malaka yang berbeda: seorang agen Komunisme Internasional yang bertugas menjadikan Indonesia sebagai negeri tak berdaulat, sehingga Barat, khususnya komunis, dapat mengeruk hasil alam dan menjadikan Indonesia sebagai negara boneka.
- Trilogi Tan (2016-2017)
Sumber: imgrum.org |
Novel ini dikarang oleh Hendri Teja. Ketimbang fiksi prosa Tan Malaka sebelumnya, novel ini lebih memotret Tan Malaka secara lebih humanis. Kecuali sepak-terjangnya, juga dibabarkan pergolakan batin Tan Malaka layaknya orang biasa yang bisa jatuh hati, patah hati, luluh-lantak oleh pengkhianatan sahabat, hingga perkara ego anak manusia Hindia Belanda yang ingin berdiri sejajar dengan bangsa Barat.
Kendati bertajuk trilogi, baru dua
buku yang terbit, yakni: Tan, Sebuah Novel (2016) dan Tan, Gerilya
Internasional (2017). Novel pertama mengisahkan riwayat perjalanan Tan Malaka mulai
dari Haarlem hingga pemberontakan PKI 1926-1927. Sementara novel kedua,
mengulas kerjasama antara PARI di luar negeri dan PNI Sukarno di Indonesia
untuk memerdekaan tanah air.
Tan, Sebuah Novel lumayan mendapat
apresiasi publik. Sudah ada tiga penghargaan yang didapatnya, yaitu: Novel Unggulan Sayembara Novel Dewan
Kesenian Jakarta (2010), Tiga Besar Buku Prosa Terbaik Pilihan Majalah Tempo
(2016), Novel Terbaik versi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendibud
(2017)
Post a Comment